Selasa, 14 Juli 2015

SELAMAT TINGGAL RAMADHAN




Jika pada satu titik kita harus pergi meninggalkan sebuah kenangan atas semua cerita dalam hidup yang sangat berarti, hanya kata yang akan terucap….SEDIH!!.... lalu kenangan itu akan  terus muncul dalam benak kita…dan ingin selalu mengulang masa2 indah itu ..dan tak sanggup untuk melupakannya…

Lalu…… bagaimana jika yang meninggalkan kita adalah RAMADHAN ??  aku terdesak ingin menyapanya…”kenapa kau begitu cepat  pergi? Sementara aku masih ingin bersamamu ??? Aku belum puas untuk menikmati hari2ku bersamamu…aku masih ingin memelukmu dengan erat…dalam rahmat dan keberkahanMU yang senantiasa Kau sebarkan tanpa henti
Tapi…. semua itu tak akan bisa kucegah…, kau katakan  bahwa  harus pergi jauh.. untuk melaporkan pada yang Maha KUASA tentang apa yang sudah dilakukan oleh hamba2NYA di dunia ini terhadapMU..

SYAWAL  akan tiba dalam hitungan hari, Kau memberi pesan untuk mengajak kami terus bersabar dan menemani sisa hari2 untuk selalu mengisi dengan semua kebaikan di dunia ini..Peluklah dan ISTIQOMAH saat kelelahan dalam perjalanan menuju TAQWA, bersandarlah pada TAWADHU saat kesombongan menyerang, mintalah nasehat AL QUR’AN & SUNNAH disetiap masalah yang dihadapi…

Aku termenung sejenak…, rasanya ibadahku, puasaku, amalku belumlah sempurna…….jauh, yaaa… jauuhhh  dari kata sempurna…, dikala rinduku belumlah usai., disaat hayat dalam doaku belumlah sempurna., .tapi kenapa kau bergegas dan beranjak dari dudukmu dan membiarkan harapanku yang masih tersisa dan penuh harap ini kau tinggalkan begitu saja??. . 

Saat Kau pancarkan cahaya dalam bulan nan mulia mengharapkan ampunan dalam sujudku yang panjang, Ku ingin menghapus semua noda dan dosaku selama ini, ku ingin membuang jauh2 semua hal yang mengusik dalam dadaku, meluruhkan jiwa yang sarat dengan kata maaf, dan tenggelam dalam isak tangis penuh penyesalan yang begitu memuncak hebat.

Kala….Ramadhanku tahun  ini kau berikan aku nikmat sakit yang begitu lama…..mungkin ini sudah menjadi takdirku  melewati hari2ku tanpa bisa berpuasa penuh…, demam, tensi tinggi, maag akut yang terus menyerang, hingga radang tenggorokan yang menyebabkan suaraku hilang…., hingga detik2 terakhr kau bersamaku..suaraku belum muncul dengan sempurna…yyaaa…. aku Ikhlas.., karena kutahu Kau pasti memberiku nikmat sakit agar aku lebih kuat untuk menghadapi cobaan ini..semua pasti ada hikmahnya…

Tapi dibalik kegundahan hatiku menjalani hari2ku bersama mu.., Kau  berikan aku sahabat2 yang selalu mensupportku.., menghiburku, membuatku tidak terpuruk dalam kesedihan..…sedih hatiku terobati.., sahabatku yang selalu setia membangunkan aku sahur , walaupun pada saat itu aku tidak bisa berpuasa, tapi ia setia membangunkan aku untuk sahur sehingga aku bisa menemani sahur suami dan anak2ku selama hampir sebulan penuh tak henti2nya ia menemaniku, ia  membuatku bisa tersenyum, walaupun sesungguhnya aku sedih tidak bisa berpuasa.
 Terima kasih untuk sahabat sejatiku AS…, tak bisa aku ucapkan dengan kata2…Allah begitu baik mengirimmu menjadi sahabatku.. Ku ingin bisa terus menjadi sahabatmu entah sampai kapan….?? Semoga Allah SWT yang bisa membalas semua kebaikanmu…

Nikmat yang tiada tara   kau berikan juga seorang sahabat yg membuat hari2ku menyenangkan, karena akhir2 ini aku sulit  sekali untuk tidur…yaaaa…!! .aku tidak bisa terlelap tidur, disaat itu ada sahabatku yang sering menemaniku untuk mendengarkan lagu2…, hingga jam 2 dini hari…, bukan keinginan aku untuk begadang, tapi aku memang tidak bisa tidur…, saat mata ingin terlelap,  hanya sahabatku yang menemaniku.., doa2 malam sudah kupanjatkan setiap m hendak tidur, tapi tetap saja mata tidak bisa terpejam.., disaat suami yang ada disampingku sudah mimpi indah, dan tak mungkin aku bangunkan hanya untuk menemaniku….…terima kasih sahabatku SY…, yang selalu setia menemaniku disaat aku kesulitan untuk memejamkan mata…

Terima kasih juga untuk suamiku tersayang.., teman hidupku yang selalu setia dan tidak ingin membiarkan aku sakit berkepanjangan, walaupun memang sering aku buat dia pusing 7 keliling karena ke bandelan ku untuk tidak mau minum obat, lupa minum obat, tidak mau istirahat, tidak mau lepas dari gadget..ataupun hobby ku menulis hingga larut malam…,  ia tidak mengizinkan aku berpuasa karena kesehatanku belum sembuh sempurna…tapi alhamdulillah karena ada sahabat2ku kini aku agak menurut, karena kuyakin..ia suami yang sangat menyayangkku, ia tak ingin melihat aku sakit, tidak ingin aku capek…karena ia mau dan bersedia membiarkan aku tidur dan istirahat tanpa ada yang ganggu….,ia sangat memanjakan aku..,  ia selalu ada untukku.. Terima kasih ya Allah.., kau berikan suami terbaik untukku, sebagai imamku.., kuingin selalu bersamanya hingga akhir hayatku…

Saat detik2 Ramadhan akan pergi jauh.., aku diizinkan suamiku untuk berpuasa, karena kesehatanku sudah mulai pulih…tapi ternyata tak bisa aku jalani  karena “tamu” sudah datang menghampiriku…, yaa sekali lagi aku harus ikhlas…ya harus ikhlas juga karena tidak bisa menemani puteriku untuk shalat Ied …

Tak bisa kupungkiri lagi kini kau benar2 akan pergi meninggalkan ku dalam kesendirian, hanya satu pintaku mengiba…. Cepatlah kau kembali!!! Berikanlah aku kesempatan

bertemu mu lagi ditahun mendatang..
Aku hanya bisa mengucap syukur dan terima kasihku atas nikmatMU yang begitu besar atas diriku, keluargaku dan juga sahabat2ku..

Ya ALLAH.. ku mohon….
Engkau angkat derajat kami,
Engkau ampuni dosa2 kami
Engkau lapangkan rizki kami
Engkau muliakan keturunan kami
Engkau lepaskan dari semua kesulitan kami
Engkau indahkan ahlak kami

 “.SELAMAT TINGGAL RAMADHAN…….”Kulepas kepergianmu dengan derai air mata…

Kini kan ku sambut dengan suka cita hari nan fitri.
.Selamat datang hari kemenangan…”SELAMAT DATANG LEBARAN”
Semoga jiwa ini, hati ini, raga ini dan rasa ini kembali menjadi fitri, kembali suci dari dosa dan noda2 selama ini..

 Taqoballahu mina wa mingkum”.Minal Aidin wal fa idzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin”

Cinere,  15 July 2015 00.35 WIB

Sumber : Google “Mutiara hikmah

CATATAN KEMARIN

Rintik hujan memilin kata Meruntut kisah yang tak biasa Bertahan memutar gejolak di jiwa Tetesannya meramu amarah yang kian memb...