Minggu, 22 September 2019

CATATAN KEMARIN




Rintik hujan memilin kata
Meruntut kisah yang tak biasa
Bertahan memutar gejolak di jiwa
Tetesannya meramu amarah yang kian membuncah

Bisakah kau hapus semua aksara
Yang pernah  kau kirim tanpa ku minta
Mengusik pilu di dalam raga

Sapamu tak pernah ku pahami
Saat mentari menyapa pagi
Kicau burung siap menghampiri
Tak pernah bisa ku halau pergi
Namun kini hati terguras emosi

Kamu bilang kita bersahabat
Tempatku mengeluh dan berteduh
Yang mampu mengerti dan memahami
TAPI…
Kau biarkan aku meratap sendiri
Bersembunyi tanpa kau halangi
Egomu melebihi semesta
Berlari tanpa jeda
Jangan tanya aku dimana..
Jangan menyapa aku kenapa..
****
Rintik hujan, Cinere 25 Januari 2019

BERJANJILAH PADA SEMESTA




Tak perlu mengaku bersalah
Jika itu hanya terpaksa
Ego yang kau pupuk meluapkan amarah

Rasaku telah mati
Bersama raga yang kian menjauh
Ku ikhlaskan kau pergi

Semua sudah terlambat
Saat namaku tercoreng karena ulahmu
Kini lukaku tak jua menepi
Bergumul dilorong nestapa
Hingga batin terkoyak

Biarkan kepuasanmu membuatku terpuruk
Netra tajam menyorot hina
Memandangku sebelah mata
Membuat malu tak jua reda

Inikah hadiah terindah untukku?
Berhasil memuaskan batinmu?
Hingga akhirnya ku berdarah-darah dan harus membencimu

Berjanjilah pada semesta
Hingga waktu kita tiada
Jangan benamkan derita nestapa
Hingga menutup akhir cerita kita

Ku tunggu ikhlas kata maafmu
Tak hanya sebait kata
“Yaaaa…aku salah!! Marahlah….

Hujan gerimis di Minggu pagi
Cinere, 27 Januari 2019



CATATAN KEMARIN

Rintik hujan memilin kata Meruntut kisah yang tak biasa Bertahan memutar gejolak di jiwa Tetesannya meramu amarah yang kian memb...